BOJ Pertahankan Kebijakan Moneter

Bank Of Japan (BOJ) yang meluncurkan skema pembelian obligasi besar-besaran pada April lalu, dengan mengatakan bahwa prospek perekonomian negara tersebut sedang naik, seperti pencerahan pada aktivitas perusahaan dan kenaikan belanja konsumen.

Bank Sentral Jepang akan tetap mempertahankan program kebjakan moneter besar. Mereka juga meningkatkan penilaian ekonomi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.

Pernyataan tersebut menunjukkan terjadi peningkatan pada bisnis dan investasi publik, konsumsi swasta, produksi industri, serta ekspor.

Salah satu sumber internal Bank sentral mengatakan tingkat pertumbuhan dan inflasi diperkirakan akan bergerak secara luas sejalan dengan perkiraan di bulan April.

Kepercayaan bisnis produsen terbesar di Jepang juga melonjak dalam tiga bulan terakhir, sebuah survei bank sentral yang dipantau cermat pada Juli, merupakan tanda terbaru dorongan perekonomian.

Yen menguat terhadap Dollar AS pasca Bank of Japan pertahankan kebijakan moneter tidak berubah ini.

Setelah menjalani pertemuan 2 (dua) hari, bank sentral Jepang pada hari Kamis kemarin memutuskan untuk mempertahankan rencana peningkatan basis moneter sebesar ¥60 trilyun ($609 milyar) sampai ¥70 trilyun per tahun. Namun terkait hal ini, para analis masih percaya jika penurunan USD/JPY hanya bersifat sementara.

Yen kemungkinan masih akan melemah 18% (persen) lagi seiring upaya Bank of Japan untuk menambah jumlah likuiditas yang beredar mendorong investor domestik melarikan investasi ke luar negeri.

Kombinasi dari pelonggaran moneter lanjutan oleh bank sentral Jepang dengan potensi tapering Federal Reserve yang kian dekat dapat mempengaruhi dampak kebijakan Bank of Japan terhadap mata uang Yen.

Pinjaman yang dimiliki oleh bank-bank Jepang naik 1,9% (persen) pada Juni dari tahun sebelumnya, Demikian data yang dikeluarkan Bank of Japan. Hal ini menandai kenaikan selama 20 (dua puluh) bulan berturut-turut, yang merupakan kenaikan terbesar sejak Juli 2009.