Dolar AS masih melanjutkan keperkasaannya atas mata uang lainnya dalam perdagangan dini hari tadi dengan berakhir menguat. Sehari sebelumnya, setelah pernyataan Ben Bernanke bahwa Bank Sentral (Federal Reserve) akan mulai memperlambat kebijakan pembelian obligasi setidaknya di akhir tahun ini.
Indek Dolar AS naik ke 81.823 dari sebelumnya di 81.301, bahkan sempat melejit hingga ke 82.140. Menguatnya Dolar AS juga di dukung data ekonomi terkini Amerika. AS yang menyatakan bahwa penjualan hunian di bulan Mei mengalami kenaikan yang paling besar sejak November 2009 serta data Indek Philadelphia dari The Fed yang melampui ekspektasi.
Pada perdagangan USDJPY, Dolar AS dibeli di 97.38 yen, naik dari sebelumnya di ¥96.36. Dolar AS sempat naik ke ¥98.28 diawal perdagangan Kamis pagi, sementara EURUSD turun ke $1.3221, dari sebelumnya di $1.3294. Indek GBPUSD juga menurun, meski akhirnya menguat tipis ke $ 1.5492, dari sebelumnya di $ 1.5482.
Dolar AS menguat hinggga ke 1.9503, mencetak rekor tertinggi dengan naik 1.5%. Hal ini terjadi juga akibat intervensi Bank Sentral yang mengintervensi pasar dengan menggelontorkan tak kurang $ 350 juta dolar.
Dolar Australia masih terpuruk, setelah pernyataan The Fed bahwa perekonomian AS tumbuh sebagaimana yang diharapkan telah mendorong Dolar AS naik dan Aussie jatuh ke 92 sen AS bahkan sempat ke 91.63 sen dari sebelumnya di 93.01. Kenaikan yang terjadi pada Obligasi AS, hingga yield 3% akan mendorong Aussie dibawah 90 sen AS.