Emas Masih Di Level Support Pada Semester Kedua

Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Agustus berakhir turun $45.30, atau 3.6%, ke $1,229.80 per ons di bursa New York Mercantile Exchange. Sepanjang kuartal ini Emas terkoreksi 23%.Pada minggu ini, terkoreksi hampir sekitar 4.5% dan sudah jatuh 11.6% selama sebulan. Pasar nampak dibayangi harapan bahwa suku bunga akan kembali di naikkan dalam batas normal oleh The Fed di saat mereka akan mulai mengurangi kebijakan stimulusnya.

Beberapa lembaga telah menurunkan estimasi harga emas dalam minggu-minggu ini, diantaranya Wells Fargo, Goldman Sachs, Credit Suisse dan HSBC. Harga emas diperkirakan akan tertekan dalam semester kedua tahun ini, potensi perubahan kebijakan The Fed mengemuka dan dengan dukungan ekspektasi fundamental ekonomi AS yang membaik maka akan semakin membuat harga emas turun. Diperkirakan di akhir tahun ini, harga emas bisa terkoreksi hingga dalam kisaran $1,225 hingga $1,325, meski sebelumnya sempat diperkirakan lebih tinggi antara $1,475 hingga $1,525 per ons. Target inflasi AS diperkirakan di kisaran 2% hingga 2.5%.

Kombinasi sentiment menguatnya Dolar AS dengan berbagai data ekonomi AS serta Cina dan Eropa telah membuat pasar terpapar. Harapan akan pengurangan kebijakan kuantitatif mengemuka, seiring fakta kondisi ekonomi yang membaik. Ketika Departemen Perdagangan AS melaporkan kenaikan PDB di kuartal pertama tahun ini yang mencapai 1.8% , masih dibawah estimasi sebesar 2.3%, bursa saham menguat tajam hingga tiga angka kenaikannya. Hal ini juga membuat tekanan jual yang melanda bursa komoditi tertahan. Sebaliknya, saat data ekonomi AS menyatakan penjualan hunian baru mengalami kenaikan 2.1% dibulan Mei, Dolar langsung menguat kembali dan memberikan pukulan bagi harga emas yang sedemikian kuat.