Harga emas dalam perdagangan kemarin, menurun lanjutkan penurunan dalam tiga sesi terakhir ini, akibat tekanan yang diderita dari menguatnya sejumlah data ekonomi AS yang mendorong Dolar AS naik. Menguatnya Dolar AS memberikan pukulan bagi harga emas saat ini. Indek Dolar AS naik ke 82.232, dari sebelumnya di 81.464.
Sebelumnya, harga emas mendapatkan pijakan dari pernyataan The Federal Reserve bahwa membaiknya perekonomian AS saat ini masih belum memperjelas kapan program belanja obligasi akan dikerucutkan. Para Investor merasa kurang percaya diri dengan membaiknya perekonomian AS yang berujung pada memudarnya daya pikat emas sebagai asset pengaman investasi. Kenaikan yang terjadi di bursa saham juga semakin memperkuat keyakinan pasar bahwa emas akan bergerak negatif.
Untuk kontrak pengiriman bulan Desember, harga emas turun $1.80, atau 0.1%, berakhir di harga $1,311.20 per ons di bursa Comex – New York Mercantile Exchange. Sebelum data indek manufaktur diterbitkan oleh Institute for Supply Management, harga emas masih sempat bertahan di $1,322. Indek Manufaktur ISM mengalami kenaikan untuk bulan Juli ke 55.4% dari sebelumnya di 50.9% , estimasi pasar sebesar 52.0%.
Menyikapi hasil pertemuan FOMC The Fed yang menghasilkan pernyataan datar-datar saja, para investor merasa was-was dan memilih untuk menekan kenaikan harga saat ini. Investor berharap The Fed masih akan melanjutkan kebijakan kuantitatif, termasuk pembelian Obligasi. Hal ini akan menjadi pendorong kenaikan harga emas lebih lanjut. Hingga menunggu pada pertemuan The Fed dibulan September, pasar akan masih bersikap bolak-balik saja dalam kisaran perdagangan