Menurut laporan Biro Statistik Nasional Beijing, Gross Domestic Product China tumbuh 7,5% pada periode April-Juni. Kendati mampu memenuhi harapan ekonom, angka tersebut masih lebih lambat dari pertumbuhan kuartal pertama yang sebesar 7,7 persen.
Juru bicara NBS mengklaim, kinerja ekonomi China pada semester pertama ‘umumnya stabil’ seusai dengan perkiraaan. Namun masih menghadapi situasi ekonomi yang suram dan rumit.
Pertumbuhan dalam tiga bulan pertama (Q1) tahun ini sebesar 7,7 persen, penurunan dari 7,9 persen pada kuartal terakhir 2012. Hasil pada pertengahan tahun ini telah terbukti mengecewakan setelah kinerja tahun lalu sebesar 7,8 persen, yang terburuk dalam 13 tahun.
Bank Sentral Cina sendiri menegaskan, akan menggunakan berbagai kebijakan untuk menyesuaikan likuiditas perbankan demi menjamin stabilnya pertumbuhan kredit. Menurut Statement People Bank of China (PBOC) tersebut sepertinya ditujukan untuk meredakan kekhawatiran pasar atas mengetatnya likuiditas setelah biaya pinjaman inter -bank untuk jangka pendek yang melejit hingga mendekati 30% pada 20 Juni silam.
PBOC juga mengutarakan lonjakan biaya pinjaman untuk sementara waktu tidak akan melukai perekonomian. Kondisi likuiditas Cina kini berangsur normal setelah bank sentral mengisyaratkan kesiapan dalam meredakan volatilitas pasar.
Angka GDP China cukup memberikan dukungan bagi Aussie mengingat kecemasan pertumbuhan yang berlebihan sebelumnya.
Hari ini, Meeting Minutes Reserve Bank of Australia (RBA) akan dirilis. dalam pertemuan ini Reserve Bank bertanggung jawab untuk membahas kebijakan moneter Australia. Kebijakan moneter melibatkan pengaturan suku bunga pinjaman overnight di pasar uang.