Tips Memahami dan Menentukan Indikator Trading
Dalam dunia trading online tentunya bukanlah hal yang mudah untuk memberikan prediksi terhadap pergerakan pasar yang fluktuatif. Mengukur seberapa jauh pasar akan bergerak kedepannya dan seberapa besar peluang kita untuk bisa memanfaatkannya.
Namun dengan bantuan indikator trading, seorang trader dapat melihat lebih jelas dan membuat perhitungan seberapa jauh mereka bisa menghasilkan keuntungan dari trend pasar yang terjadi.
Dengan menggunakan indikator trading para trader juga bisa menyesuaikan strategi trading mereka berdasarkan sinyal dari masing masing indikator yang mereka pilih.
Basic Indikator Trading
Dari banyaknya jenis indikator trading, seorang trader haruslah bisa menentukan jenis indikator seperti apa yang akan mereka gunakan sesuai dengan fungsinya. Dengan mengetahui fungsi suatu indikator dengan baik, tentunya akan lebih mudah bagi seorang trader untuk menentukan proses transaksi yang dijalankan.
Secara garis besar Indikator trading terdiri dari dua jenis.
- Leading indikator
Adalah jenis dan tipe indikator yang berfungsi untuk mengasumsikan pergerakan harga sebelum harga itu terjadi. Indikator ini bekerja lebih cepat dengan mengidentifikasi lebih dini awal terbentuknya trend. Sayangnya jenis indikator ini cendrung menghasilkan fake signals.
- Lagging indikator
Adalah jenis indikator yang menghasilkan signal pada saat trend telah terbentuk. Cendrung bergerak lamban namun sangat jarang menghasilkan fake signals. Sehingga lebih banyak digunakan oleh mereka yang bermain sebagai long term trader.
Berdasarkan Fungsinya Indikator trading terbagi kedalam empat kategory.
- Trend indikator (sebagai petunjuk trend)
Ex: Moving Average (MA), Moving Average Convergence Divergence (MACD), Directional Movement Index (DMI), Parabolic SAR.
- Volume indikator (Untuk mengetahui minat pasar)
Ex : Market Facilitation Index,Money Flow Index (MFI),Volume.
- Volatility indikator (Sebagai petunjuk ukuran dan besarnya fluktuasi harga yang terjadi)
Ex: Bollinger Bands width, Average true range (ATR), Chaikin Volatility (CHV), Chandelier exit
- Momentum indikator (untuk mengetahui awal dan akhir dari suatu trend yang mengacu pada titik jenuh pasar)
EX: Stochastic Oscillator, Relative strenght Index, Comodity Channel Index
Mengoptimalkan penggunaan indikator trading
Profesional trader biasanya menggunakan settingan indikator sesuai fungsinya masing masing, kemudian mengkombinasikannya dengan cerdas bersamaan dengan beberapa indikator lain. Dengan kata lain mereka menyimpulkan kegiatan pasar dari berbagai signal pasar yang berbeda yang berfungsi untuk saling melengkapi. Mengingat suatu indikator hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing.
Misalnya, seorang trader bisa menggunakan moving average bersamaan dengan RSI untuk menghasilkan sinyal transaksi yang akurat, dimana sinyal MA berfungsi sebagai penentu trend dan sinyal RSI sebagai pendeteksi peluang yang tercipta dari fluktuasi market.
Sebagai trend indikator MA digunakan sebagai pedoman untuk melihat pergerakan pasar dan mendeteksi perubahan trend yang terjadi dengan lebih cepat. Namun tentunya itu semua tidak berarti apa apa jika kita tidak bisa melihat momentum yang tepat pada market. Dengan bantuan indikator RSI kita bisa lebih mudah untuk mengenali peluang dengan mengukur titik jenuh yang tercipta dan berbaliknya harga pasar dalam interval waktu tertentu.
Kesimpulan
Bagi seorang trader arti pentingnya indikator bagaikan pentingnya sebuah senjata yang dibutuhkan seorang serdadu dalam peperangan. Dengan tidak adanya penggunaan indikator yang tepat, akan sangat mustahil bagi trader manapun untuk bisa menaklukan persaingan market.
Kelebihan masing masing indikator jika dipadu padankan dengan tepat dan seksama bisa menghasilkan analisa yang diharapkan, terutama jika hal tersebut dilihat dari berbagai peluang dan informasi yang tersedia.
So, indikator seperti apakah yang menjadi pilihan favorite anda ketika bertrading?